Kamis, 12 Januari 2012

KEMUNDURAN BENIH



Kualitas benih yang terbaik tercapai pada saat benih masak fisiologiskarena pada saat benih masuk fisiologis maka berat kering benih, viabilitasdan vigornya tertinggi. Perlu dicatat bahwa viabilitas dan vigor tertinggi yangdimaksud tidak harus 100%.Setelah masak fisiologis kondisi benih cenderung menurun sampai pada akhirnya benih tersebut kehilangan daya viabilitas dan vigornya sehingga benih tersebut mati. Proses penurunan kondisi benih setelah masak fisiologisitulah yang disebut sebagai peristiwa deteriorasi atau benih mengalami proses menua.
Proses penurunan kondisi benih tidak dapat dihentikan tetapi dapatdihambat.Kemunduran benih dapat didefinisikan jatuhnya mutu benih yangmenimbulkan perubahan secara menyeluruh di dalam benih dan berakibat pada berkurangnya viabilitas benih.Kemunduran benih yang menyebabkan menurunnya vigor dan viabilitas benih merupakan awal kegagalan dalam kegiatan pertanian. 
1.Apa pengertian dari kemunduran benih yang menyebabkan rendahnya produktivitas benih?
2.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kehidupan benih?
3.Bagaimana ciri proses kemunduran benih itu sendiri?
4.Apa-apa saja tanda-tanda kemunduran benih?
5.Apa saja penyebab dari kemunduran benih tersebut?
6.Bagaimana cara mengendalikan kemunduran benih?
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.Untuk mengetahui pengertian dari kemunduran benih(deteriorasi itu sendiri)
2.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan benih.
3.Untuk mengetahui ciri proses deteriorasi atau kemunduran benih.
4.Untuk mengetahui tanda-tanda kemunduran benih
5.Untuk mengetahui kemungkinan penyebab kemunduran benih
6.Untuk mengetahui pengendalian kemunduran benih


Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang menimbulkan perubahan  menyeluruh di dalam benih, baik fisik,fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih atau penurunan daya kecambah yang ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah.Kemunduran benih dapat diterangkan sebagai berikut:
1.Yang dimaksud laju deteriorasi adalah berapa besarnya penyimpan terhadap keadaan optimum untuk mencapai maksimum.Hal ini dipengaruhi oleh dua peristiwa, yaitu:
Kemunduran benih karena sifat genetis biasa disebut prosesdeteriorasi yang kronologis artinya, meskipun benih ditangani dengan baik dan faktor lingkungannya pun mendukung namun proses ini akan tetap berlangsung.
Proses initerjadi karena adanya faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan persyaratan penyimpanan benih,atau terjadi penyimpangan selama proses pembentukandan prosesing benih.
Benih yang mengalami proses deteriorasi akan menyebabkan turunnya kualitas dan sifat benih jika dibandingkan pada saat benih tersebut mencapai masa fisiologinya. Turunnya kualitas benih dapat mengakibatkan viabilitas dan vigor benih menjadi rendah yang pada  akhirnya akan mengakibatkan tanaman menjadi buruk.
Hal ini dapat dilihat pada tanaman di lahan yang memiliki viabilitas yang tinggi dan hasil panen yang menjadi jelek.RC. Mabesa (1993) mencirikan proses deteriorasi sebagai berikut :
Ø  Proses ini merupakan proses yang searah. Benih yang telah mengalami deteriorasi tidak akan kembali ke keberadaan semula,meskipun dengan memberikan perlakuan tertentu padanya.
Ø  Laju deteriorasi spesies yang satu dengan yang lain berbeda dan berbeda pula laju deteriorasi varietas-varietas dalan satu spesies.
Ø  Rentan terhadap stress faktor lingkungan. Benih yang telah menuaakan sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan pada saat dikecambahkan
Ø  Kondisi kecambah jelek. Kecambah yang dihasilkan kondisinya jelek sekali 
Ø  Tidak berkecambah. Benih yang dikecambahkan tidak  berkecambah meskipun benih tersebut sebenarnya belum mati
1.Gejala fisiologis Menurut Toole, Toole dan Gorman,kemunduran benih dapat ditunjukkan oleh 
gejala fisiologis sebagai berikut: 
    1.             terjadinya perubahan warna benih


Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang dapat menimbulkan perubahan menyeluruh di dalam benih, baik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih viabilitas benih atau penurunan daya kecambah yang mengakibatkan menurunnya produksi tanaman.Kemunduran benih yang terjadi disebabkan kemungkinan oleh beberapa faktor meliputi faktor internal yang mencakup sifat genetik,daya tumbuh dan vigor,kondisi kulit dan kadar air benih awal.Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah kemasan benih,komposisi gas,suhu dan kelembaban ruang simpan.Faktor eksternal ada peran manusia dalam hal ikut serta mempengaruhi perkembangan benih.Perlakuan manusia yang salah dapat mengakibatkan kemunduran benih sehingga benih tidak lagi produktif bahkan mati.
a. RH mempengaruhi kadar air benih, dan kadar air benih mempengaruhi mempengaruhi respirasi benih
b. RH lingkungan dipengaruhi oleh suhu (T) lingkungan
c. RH dan T saling berkaitan dan mempengaruhi kemunduran benih:
 


Dalam kegiatan pertanian, terjadinya kemunduran benih merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya produktivitas tanaman sehingga hal ini hanrus dihindari. Hasil-hasil penelitian menunjukkan dengan memberikan perlakuan pada benih yang memperlihatkan gejala kemunduran, dapat memperbaiki kondisi benih.Kemunduran benih dapat dikendalikan dengan cara "invigorasi" melalui proses hidrasi-dehidrasi.Invigorasi bisa didefinisikan sebagai proses bertambahnya vigor benih. 
Dengan demikian perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan memberikan perlakuan pada benih.Perlakuan pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi yang ada dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar atau di lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal.
 
Perlakuan benih yang telah dikenal antara lain presoaking dan conditioning.Presoaking adalah perendaman benih dalam sejumlah air pada suhu rendah sampai sedang, sedangkan conditioning adalah peningkatan mutu fisiologi dan biokimia (berhubungan dengan kecepatan dan perkecambahan, perbaikan serta peningkatan potensial perkecambahan) dalam benih oleh media imbibisi potensial air yang rendah (larutan atau media padatan lembab) dengan mengatur hidrasi.

1.Kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis benih yang menimbulkan perubahan  menyeluruh di dalam benih, baik fisik,fisiologi maupun kimiawi yang mengakibatkan menurunnya viabilitas benih atau penurunan daya kecambah yang ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Hidup Benih
a. Kelembaban nisbi (relative humidity=RH) dan temperatur. 
b. Kadar air benih (KA) 
c. Suhu (T) 
Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan, yang diperungaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi ruangan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan lambat dibanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut, viabilitas benih dapat dipertahankan lebih lama.
d. Kerusakan mekanik (akibat panen dan pengolahan)
e. Tingkat kemasakan benih.Potensi mutu terbaik dicapai pada saat benih telah mencapai masak fisiologi (MF).
3. Proses ini merupakan proses yang searah. Benih yang telah mengalami deteriorasi tidak akan kembali ke keberadaan semula,meskipun dengan memberikan perlakuan tertentu padanya.
Ø  Laju deteriorasi spesies yang satu dengan yang lain berbeda dan berbeda pula laju deteriorasi varietas-varietas dalan satu spesies.
Ø  Rentan terhadap stress faktor lingkungan. Benih yang telah menuaakan sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan pada saat dikecambahkan
Ø  Kondisi kecambah jelek. Kecambah yang dihasilkan kondisinya jelek sekali 
Ø  Tidak berkecambah. Benih yang dikecambahkan tidak  berkecambah meskipun benih tersebut sebenarnya belu mati
4. (a) terjadinya perubahan warna benih
(b) tertundanya perkecambahan;
(c) menurunnya, toleransi terhadap kondisi lingkungan sub optimum selama perkecambahan
(d) rendahnya toleransiterhadap kondisi simpan yang kurang sesuai
(e) peka terhadap radiasi;
(f)menurunnya pertumbuhan kecambah;
(g) menurunnya daya berkecambah
5.         1.Hilangnya permeabilitas membran sel (terhidrolisis oleh fosfolipase danoksidase) 
2.Rusaknya membran mitokondria (ATP-ase tinggi, fosforilasi oksidatif rendah, produksi ATP tinggi).
3.Ribosom tidak mampu berdisosiasi:sintesis protein terhambat
4.Degradasi dan Inaktivasi Enzim: perubahan struktur makromolekul enzim menurunkan aktivitasnya.
5.Pengaktifan/Pembentukan Enziem Hidrolitik:Bila KA benih > 20%, cukup untuk mengaktifkan enzim-enzim hidrolotik (lipase, fosfolipase, fosfatase, amilase)
6.perubahan sifat kromosom (selaras dengan penuaan)a.mutasi genetik; berkorelasi dengan ketuaan dan hilangnya viabilitas
7.Habisnya cadangan makanan (sudah tidak diterima)
8.Kelaparan sel meristematik: jauhnya jarak antara cadangan makanan dengan sel-sel meritematik 
9.Akumulasi senyawa beracun (toxic)
6. Kemunduran benih dapat dikendalikan dengan cara "invigorasi" melalui proses hidrasi-dehidrasi.Invigorasi bisa didefinisikan sebagai proses bertambahnya vigor benih. Dengan demikian perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan memberikan perlakuan pada benih.Perlakuan pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi yang ada dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar atau di lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal.
Untuk meminimalisir kemunduran atau deteriorasi benih sebaiknya dilakukan pengendalian upaya-upaya tepat.Upaya yang kiranya bisa dilakukan adalah dengan upaya "invigorasi" melalui proses hidrasi-dehidrasi.Invigorasi bisa didefinisikan sebagai proses bertambahnya vigor benih.Perlakuan invigorasi adalah peningkatan vigor benih dengan memberikan perlakuan pada benih.Perlakuan pada benih adalah untuk memobilisasi sumber-sumber energi yang ada dalam benih untuk bekerja sama dengan sumber-sumber energi yang ada di luar atau di lingkungan tumbuh untuk menghasilkan pertanaman dan hasil yang maksimal

Anonim. 2010. Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kemunduran Benih.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 12.33 WIB.
Anonim. 2010. Korelasi Penyimpanan Dengan Daya Tumbuh Benih.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 13.40 WIB.
Purwanti, S. 2004. Kajian Suhu Ruang Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam
dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian1(1): 22-31.
Hartati, S.S, dan F.C.Indriani. 1999.
Pengaruh  Invigorasi Terhadap Viabilitas Benih Dan Pertumbuhan Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus,L).Jurnal Littri 4(6):6-14
Copeland,L.O. dan M.B. Mc. Donald. 1985.Principles of Seed Science and Technology.
Burgess Publishing Company. New York. 369 p.
Sadjad,S.1994. Kuantifikasi metabolisme benih.PT Widia Sarana Indonesia,Jakarta. 145p



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar